Probiotik berasal dari kata pro berarti mendukung
(lawan katanya anti yang berarti melawan) dan biotic
berarti lingkungan hidup. Jadi, probiotik adalah mikroorganisme hidup yang
sengaja diberikan dengan harapan memberikan efek yang menguntungkan bagi
kesehatan inang (FAO/WHO. 2001 dalam ISAPP. 2004).
Probiotik adalah bakteri non patogen yang perkembangbiakannya dipacu
secara cepat sehingga mampu mendesak perkembangan bakteri patogen. Probiotik
merupakan produk bioteknologi yang di dalamnya terdiri dari strain bakteri yang
diseleksi dari alam yang mempunyai peran penting guna memulihkan ekosistem
perairan melalui kemampuannya mendegradasi bahan organik dalam media udang yang
berasal dari lingkungan eksternal maupun dari lingkungan internal yaitu sisa
pakan dan metabolit udang sendiri, disamping itu dapat mereduksi magnesium,
amoniak, asam sulfida, nitrit dan lain-lain serta berfungsi sebagai penyaring
bakteri pathogen.
Probiotik adalah mikroorganisme yang memiliki kemampuan mendukung
pertumbuhan dan produktivitas udang. Sementara prebiotik bukan organisme,
tetapi mempunyai fungsi mendukung perkembangan probiotik (media atau substrat
misalnya). Jenis mikroorganisme yang dapat dijadikan agen probiotik bisa dari
golongan bakteri, mikroalga, yeast (fungi) atau actinomycetes. Sebagian besar menggunakan bakteri. Dan golongan ini
dibagi lagi dalam beberapa kelompok. Ada bakteri Nitrifikasi, Denitrifikasi,
Fotosintetik, Bacillus spp, Lactobacillus, Cellulomonas, Pseudomonas,
dan Vibrio alginolyticus (Suprapto,
2008).
Menurut
Andayani (2005), latar belakang penggunaan probiotik pada budidaya intensif
antara lain :
-
Dalam
budidaya intensif (kepadatan tebar 30-40 ekor/m2) untuk udang windu
atau 80-100 ekor/m2 udang vannamei, penimbunan kotoran (faeces
udang, sisa pakan dan bangkai plankton) di dasar cukup cepat selama pembesaran
udang.
-
Kotoran
ini walaupun dibersihkan setiap hari masih banyak tertimbun didalam tambak.
-
Dalam
waktu pembesaran udang selama minimum 4 bulan terjadi proses pembusukan
terutama dalam kondisi anaerob yang menghasilkan gas beracun (H2S,
NH3, NO2, dll) yang sangat bahaya bagi udang yang
dipelihara. Udang bisa stress dan lebih peka terhadap penyakit dengan dampak
akhir kegagalan budidaya.
-
Air
sumber banyak terkontaminasi dengan irus dan bakteri pathogen.
-
Pengaruh
negatif dari hasil pembusukan kotoran (bahan organik) tersebut dapat
diantisipasi dengan penggunaan probiotik secara tepat (jenis dan cara
aplikasi).
-
Penggunaan
probiotik dapat meningkatkan mutu dan kesehatan lingkungan dan bahan pangan.
Pada tambak udang intensif dengan padat penebaran
yang tinggi, pemberian pakan disuplai 100 % dari luar. Hal ini berkonsekuensi
terhadap penumpukan sisa pakan, dan ekskresi udang, serta senyawa lainnya di
dasar tambak yang dapat menjadi penyebab utama penurunan kualitas lingkungan
yang selanjutnya akan menurunkan produktivitas tambak (Subandiono dkk,
2001). Selanjutnya dikatakan, sebagian
dari kotoran (bahan organik) tersebut akan larut ke dalam air dan akan
mengalami proses degradasi oleh bakteri. Proses perombakan bahan organik di
dasar tambak akan terus berlangsung hingga mencapai titik kritis yang
menyebabkan terjadinya kekurangan oksigen. Selanjutnya, penguraian bahan
organik tersebut akan berjalan dalam kondisi anaerobik yang akan menghasilkan
amoniak (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S). Kedua gas
tersebut bersifat toksik dan dapat menghambat pertumbuhan udang sampai dengan
mematikan.
Di unit
pembesaran BCUV pemberian probiotik dilakukan 2 klali dalam 1 minggu yaitu pada
hari senin dan kamis. Fungsi dari pemberian probiotik adalah untuk meningkatkan
keseimbangan lingkungan sebagi habitat yang menunjang kehidupan organisme
budidaya.
Penggunaan probiotik dalam budidaya udang intensif
memiliki peranan antara lain : memperbaiki kualitas air (menurunkan kandungan
bahan organik, ammonia, nitrit, H2S, dll.), mempercepat pembentukan
warna air dan menjaga kestabilan plankton,
menghasilkan natural antibiotik dan eksoenzym yang dapat menekan
kandungan vibrio / bakteri merugikan dalam air sehingga dapat menekan timbulnya
kasus penyakit, bila dicampurkan dengan pakan akan menghasilkan enzym dan
nutrisi esensial yang sangat dibutuhkan oleh udang (sebagai protein sel
tunggal).
Referensi
Andayani, Sri. 2005. Manajemen Kualitas Air Untuk Budidaya Perairan.
Fakultas Perikanan Jurusan Budidaya Peraiaran Universitas Brawijaya. Malang
ISAPP. (2004). Introduction to Probiotics and
Prebiotics. www.usprobiotics.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar